SEJARAH KEPANDUAN DAN KEPRAMUKAAN
Kepanduan siaga didirikan di tahun 1916
Dua tahun kemudian yaitu tahun 1918 baden Powell
mendirikan kepanduan penegak Pada tahun 1920 dibentuk dewan internasional yang mempunyai 9 anggota dan kantor pusatnya berada di London Inggris, kemudian dewan internasional berubah menjadi biro kepanduan sedunia (WORLD SCOUT BUREAU) yang pada tahun 1958 kantor pusatnya berkedudukan di kota Ottawa Kanada pada tahun itu tepatnya pada tanggal 1 Mei 1958 kantor pusatnya di pindahkan lagi ke Jenewa Swiss.
Biro kepanduan sedunia dibagi menjadi dua
Biro kepanduan putra yang berkedudukan di Jenewa Swiss yang terdiri dari 5 sektor/wilayah
Biro kepanduan putri yang berkedudukan di London inggris dibagi menjadi 5 sektor juga
Eropa
Asia pasifik
Afrika
Amerika
Amerika selatan
Sejarah Kepramukaan
Kepanduan masuk ke Indonesia pertama-tama dibawa oleh orang belanda organisasinya bernama Nederland Indische Padvinders Vereniging (NIPV) artinya persatuan pandu-pandu hindia belanda.
Bangsa kita mulai tertarik pada organisasi tersebut karena sifatnya universal, apalagi bangsa kita membutuhkan organisasi untuk menampung aspirasi terhadap tanah air.
Namun pemerintah belanda merasa khawatir oleh karena itu melarang bangsa kita untuk mengikuti NIPV maka berdirilah organisasi kepanduan bercirikan nasionalisme.
Organisasi kepanduan nasional pertama didirikan pada tahun 1916 atas prakarsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta yang bernama Javaanse Padvinders organisatie (JPO).
Adapun tonggak kebangkitan bangsa Indonesia ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo 20 Mei 1908 lalu peristiwa sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang menjiwai gerakan nasional yang semakin maju.
Kemudian belanda melarang istilah Padvinders lalu bangsa kita menggunakan istilah pandu dan kepanduan yang pertama kali dikemukakan dalam kongres tahun 1928 oleh ki agus salim di banjarNegara banyumas jawa tengah.
Peristiwa bersejarah terjadi saat Baden powell berkunjung ke Indonesia tanggal 03 Desember 1934 di Jakarta setelah meninjau jamboree di Australia walau para pandu tidak dapat bertemu dengannya. Pandu Indonesia pertama kali mengikuti Jambore dunia V di
Volegenzang Belanda tahun 1937 (pandu hindia Belanda)
Pada zaman jepang organisasi kepanduan dilarang sama sekali namun harus bergabung dengan organisasi bentukan jepang seperti seinendan, keibodan, heiho, dan peta.
Kemudian setelah proklamasi maka berdirilah organisasi kepanduan dengan jumlah lebih dari seratus yang tergabung dalam 3 federasi:
IPINDO ( ikatan pandu Indonesia 13-09-1951 POPPINDO ( persatuan organisasi pandu putri 1954 PKPI (perserikatan kepanduan putri Indonesia )
Adapun untuk jamnas pertama pada masa pandu (sebelum jadi pramuka) yaitu di pasar minggu Jakarta tahun 1955 yang diselenggarakan IPINDO
Ketiga federasi tersebut bergabung menjadi satu perkindo (persatuan kepanduan Indonesia) sekitar 60 organisasi dengan kurang lebih 50.000 anggota
Akhirnya disadari banyaknya organisasi kurang baik untuk persatuan bangsa maka pemerintah mengeluarkan kepres no 238/61 tentang gerakan pramuka sebagai dukungan pemerintahan untuk kepanduan yang ditandatangani oleh perdana menteri Ri Ir H Juanda Presiden Soekarno sedang mengunjungi kenegaraan ke jepang